Jumat, 02 November 2012

Review Jurnal “Sakarifikasi Jerami Padi Menggunakan Mutan Trichoderma AA1 dan Potensi Nutritif Limbah yang Dihasilkan Untuk Pakan Ternak”.


Nama : Atikah Puspitasari Utami
Kelas : ITP B
NIM  : H0909013

Review Jurnal “Sakarifikasi Jerami Padi Menggunakan Mutan Trichoderma AA1 dan Potensi Nutritif Limbah yang Dihasilkan Untuk Pakan Ternak”.
Tujuan dari penelitian yaitu mempelajari sakarifikasi selulotik jerami padi menggunakan mutan Trichoderma AA1 dan potensi nutritive limbah yang dihasilkan. Medium yang digunakan dalam jurnal ini adalah medium sakarifikasi jerami padi metode SSF dan medium sakarifikasi jerami padi metode SMF. Mikroba yang digunakan adalah mutan Trichoderma AA1. Untuk sakarifikasi jerami padi digunakan 2 metode fermentasi yaitu metode SSF (Solid Substrate Fermentation) dan SMF (Sub Merged Fermentation).
Pada penelitian dijurnal ini metode yang yang paling baik yaitu SSF (Solid Substrate Fermentation). Terdapat 3 alasan bahwa metode SSF adalah metode yang paling baik yaitu alasan pertama, produksi glukosa pada sakarifikasi jerami padi dengan metode SSF Solid Substrate Fermentation) mengalami peningkatan dihari ke-3 dan stationer sampai hari ke-9 dan setelah itu mengalami penurunan. Pada saat puncak, produksi glukosa adalah 6 mg glukosa/gr jerami padi kering. Namun pada sakarifikasi jerami padi metode SMF, tidak terdeteksi produksi glukosa walaupun terjadi proses sakarifikasi. Hal ini terjadi karena ketidakseimbangan produksi glukosa dan konsumsi glukosa oleh mikroba yaitu glukosa yang terbentuk segera habis dikonsumsi oleh mikroba untuk keperluan pertumbuhannya. Glukosa yang dikonsumsi oleh mikroba digunakan sebagai sumber kerangka karbon dan energy proses metabolisme mikroba.
Alasan kedua, aktivitas enzim selulase cepat. Puncak aktivitas enzim selulase terjadi pada hari ke-3 dengan nilai CMCase (aktivitas endoglukanase) dan FPase (total selulase) 0,05 dan 0,03 µmol glukosa/ml/menit. Kemudian terjadi penurunan aktivitas enzim pada hari ke-6, tetapi enzim masih diproduksi hal tersebut terjadi karena kondisi PH medium yang sudah menurun. dan terdapat juga adanya sinergisme enzim komples selulase.
Alasan ketiga, sakarifikasi jerami padi menghasilkan limbah yang mempunyai kandungan nutrient yang lebih tinggi dari bahan bakunya. Hal ini karena sel mutan Trichoderma AA1 mensekresi enzim ekstraselular untuk merombak makromolekul karbohidrat menjadi gula sederhana yang mudah diabsorbsi, selanjutnya dimetabolisme untuk proses pertumbuhannya. Kandungan protein kasar dan protein terlarut limbah sakarifikasi mengalami peningkatan yang sangat tajam. Limbah sakarifikasi jerami padi dapat dijadikan sebagai pakan ternak.
Dari review penelitian mengenai “Sakarifikasi Jerami Padi Menggunakan Mutan Trichoderma AA1 dan Potensi Nutritif Limbah yang Dihasilkan Untuk Pakan Ternak” dapat disimpulkan bahwa metode yang paling baik untuk digunakan adalah metode SSF (Solid Substrate Fermentation). Terdapat tiga alasan bahwa metode SSF yang paling unggul : yang pertama,  produksi glukosa pada metode SSF meningkat. Kedua, aktivitas enzim selulase cepat. Ketiga, sakarifikasi jerami padi menghasilkan limbah yang mempunyai kandungan nutrient yang lebih tinggi dari bahan bakunya.
Tahapan Proses Fermentasi
1.      Perlakuan pra-sakarifikasi
 

07-02_autoclave_1.jpg
 






2.      Medium sakarifikasi jerami padi metode SSF
 



Medium dimasukan ke labu Erlenmeyer 250 ml
 
Erlenmeyer.jpg

 


07-02_autoclave_1.jpg
 














3.      Medium sakarifikasi jerami padi metode SMF
 



Erlenmeyer.jpg
Medium dimasukan ke labu Erlenmeyer 1000 ml
 
 

 

07-02_autoclave_1.jpg
 















4.      Sakarifikasi
 
















5.      Panen kultur SSF
Kultur panen dalam labu Erlenmeyer ditambah aquades 4x lipat bobot substrat
 
 









 










6.      Panen kultur SMF
 

























1 komentar: